Kata Bandung berasal dari kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban
Parahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan bahwa nama
Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu
bandung yang digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat
kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibu kota yang lama di Dayeuhkolot.
Berdasarkan filosofi Sunda, kata Bandung juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat
sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi. Banda adalah
segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari
banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.
Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa, secara
geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan
laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah
selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.
Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Cikapundung dan Sungai Citarum beserta anak-anak sungainya yang pada
umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat
rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.
Sejak dibukanya Jalan Tol Cipularang, kota Bandung telah menjadi tujuan utama dalam menikmati liburan akhir pekan
terutama dari masyarakat yang berasal dari Jakarta sekitarnya. Selain menjadi kota wisata belanja, kota Bandung juga
dikenal dengan sejumlah besar bangunan lama berarsitektur peninggalan Belanda.
Farm House Lembang
Berada di jalur utama Bandung-Lembang, Farm House menjadi objek wisata yang tidak pernah sepi pengunjung. Selain karena
letaknya strategis, kawasan ini juga menghadirkan nuansa wisata khas Eropa. Semua itu diterapkan dalam bentuk spot
swafoto Instagramable.
Observatorium Bosscha
Memiliki beberapa teleskop, antara lain, Refraktor Ganda Zeiss, Schmidt Bimasakti, Refraktor Bamberg, Cassegrain GOTO,
dan Teleskop Surya. Refraktor Ganda Zeiss adalah jenis teleskop terbesar untuk meneropong bintang. Benda ini diletakkan
pada atap kubah sehingga saat teropong digunakan, atap tersebut harus dibuka. Observatorium Bosscha boleh dikunjungi
oleh siapa pun, tanpa tiket. Namun, bagi yang ingin menggunakan teleskop Zeiss, wajib mendaftarkan diri. Untuk instansi
atau lembaga pendidikan, diberikan jadwal hari Selasa sampai Jumat. Sementara itu, kunjungan individu dibuka setiap hari
Sabtu.